Saturday, November 15, 2014

al-Hilli dan 4 mazhab (Adakah Ahmad Deedat mengambil cerita ulama dan sepatu dari kisah ini?)

Al-Hilli dan 4 mazhab

Riwayat ini terjemahan bebas dari bagian kitab ‘Man la yahdhuruhul faqih’, -( buku ini ditulis oleh as-Saduq (381H), sedangkan al-Hilli zaman 684H hingga 726H. Rujukan lain ialah kitab A’yan as-Shiah jilid 5, hal 397 dan Rawdhat  al-Jannah Jilid 2 hal 379)

Suatu hari Sultan Khudabande (ia merupakan salah satu raja dari dinasti Ilkhaanid ) menceraikan isterinya dengan talak tiga dengan satu lafaz. Setelah itu beliau menyesali akan tindakannya. Dia ingin merujuk kembali kepada isterinya. Setelah beliau bertanya kepada ulama-ulama berbagai mazhab yang ada di sekelilingnya, mereka mengatakan bahawa baginda sultan hanya boleh kembali setelah isterinya nikah dengan orang lain terlebih dahulu dan setelah itu diceraikan (istilah arab ‘muhallal’).

Hal ini membuat sultan kecewa, lalu ia bertanya apakah ada ulama lain yang memiliki pandangan yang berbeda? Salah seorang menterinya mengatakan di kota Hilla ada seorang ulama yang memiliki pandangan yang berbeda dengan ulama-ulama di sini. Sultan pun memerintahkan supaya ulama itu diundang ke istananya. Hal ini membuat ulama-ulama istana protes dengan mengatakan bahawa Allamah Hilli sesat dan sebagainya.

Pada hari kedatangan Allamah Hilli, sultan mengumpulkan ulama-ulama 4 mazhab di dalam istana. Ketika Allamah Hilli masuk beliau langsung memberi salam dan duduk berdekatan dengan sultan. Dan yang lebih aneh lagi Allamah Hilli membawa sandalnya masuk bersamanya. Ketika bertanya kenapa beliau tidak sujud kepada sultan dan duduk berdekatan dengan sultan, Allamah Hilli menjawab, perintah Allah untuk memberi salam ketika masuk ke dalam rumah dan karena tidak ada tempat duduk lain beliau langsung saja duduk berdekatan dengan sultan.

Ketika ditanya kenapa beliau membawa sandalnya masuk bersamanya. Allamah Hilli mengatakan ‘aku takut sandalku dicuri oleh Imam Hanafi sebagaimana ia mencuri sandal Rasulullah’. Jawaban Allamah Hilli membuat ulama Hanafi bangun dan memprotes, bagaimana mungkin karena Imam Hanafi lahir setelah 100 tahun kewafatan Rasul saw! Allamah Hilli mengatakan ‘Ooo, maaf! Imam Syafii yang mencuri’, ini juga diprotes oleh ulama Syafii dengan dalil yang sama dengan ulama Hanafi dan seterusnya hingga keempat-empat mazhab.

Setelah semuanya protes, Allamah Hilli langsung berbicara dengan Sultan, keempat-empat ulama mazhab sependapat bahwa Imam-imam mereka tidak ada pada zaman Rasulullah, dan jika di antara mereka ada yang lebih pintar dari imam-imam mereka tetap tidak dibenarkan mengeluarkan fatwa mereka sendiri.

Lalu sultan bertanya kepada ulama-ulama tersebut, apa benar imam-imam mereka tidak hidup sezaman dengan Rasulullah? Mereka semua tunduk dengan mengatakan benar.

Lalu Allamah melanjutkan, sedangkan kami orang syiah mengikuti Imam Ali as. Yang bukan saja hidup pada zaman Rasul, tetapi juga dianggap sebagai diri Rasulullah sendiri, saudara, menantu dan pewaris ilmu Rasulullah. Dalam mazhab Syiah talak itu sah jika dilakukan di hadapan dua saksi yang adil, maka talak sultan ke atas isterinya tidak sah.

Setelah itu sultan menerima mazhab Ahlul Bait dan memerintahkan supaya nama Imam 12 dibacakan pada setiap khutbah Jumat dan dicetak pada uang kerajaan.

No comments:

Post a Comment